Breaking News
- UKM PTQ Unimal Selenggarakan Pelatihan Tartil Al-Quran Secara Rutin
- Antusias Warga Lhokseumawe Joging Sore di Waduk!
- Stand Omiyo Paling favorit di Bazar FISIP Unimal, Es Pisang Ijo dan Crepes Jadi Incaran mahasiswa!
- Stand Bucin Kuy Curi Perhatian di FISIP Fest Unimal, Jajanan Pedasnya Bikin Ketagihan!
- Himalabusel Sukses Gelar Musyawarah Besar dan Pemilihan Ketua Umum
- Aneka Gorengan Mini Laris Diserbu Pengunjung Dalam Acara Kuliner
- Fotobooth Jadi Daya Tarik di FISIP Fest Unimal, Pengunjung Antusias Berfoto
- Usaha Boba yang Tetap Eksis Sejak 2021 di Depan Kost Royal Pulomas
- Harga Emas di Lhokseumawe Naik, Namun Tetap Masih Ramai Transaksi
- Cahaya di Waktu Fajar Kisah Remaja Masjid dari Lhokseumawe
Cahaya di Waktu Fajar Kisah Remaja Masjid dari Lhokseumawe
Penulis :Iman Angkasa| Editor : M.Tamlikha Nainggolan

Keterangan Gambar : "Fajar Seorang Pemuda Penuh Inspiratif"
Lhokseumawe, Aceh — Namanya Fajar Siddiq, usianya baru menginjak 17 tahun. Namun semangat dan kepeduliannya terhadap masjid di lingkungan tempat tinggalnya, Masjid Baiturrahman Lhokseumawe, membuat banyak orang dewasa merasa kagum.
Setiap pagi sebelum sekolah, Fajar menyempatkan diri mampir ke masjid. Bukan sekadar menunaikan shalat Subuh berjamaah, tetapi juga membantu membersihkan halaman, merapikan sajadah, dan menyalakan kipas angin sebelum jamaah datang.
“Ayah saya dulu marbot masjid, dari beliau saya belajar untuk mencintai sama tempat ibadah,” ucap Fajar sambil tersenyum malu.
Meski usianya masih muda, Fajar dikenal sebagai penggerak kegiatan keagamaan di kalangan remaja sekitar.
Bersama teman-temannya, ia rutin mengadakan program seperti kajian sore, kelas membaca Al-Qur'an, hingga bersih-bersih masjid bersama.
Di tangan Fajar dan kawan-kawan, masjid bukan sekadar tempat beribadah, tapi juga jadi ruang berkumpul yang menyejukkan.
“Remaja sekarang butuh tempat yang bisa membuat mereka tenang. Saya ingin masjid jadi tempat itu,” ungkapnya.
Tak hanya aktif di masjid, Fajar juga termasuk siswa rajin di sekolah. Ia menyimpan cita-cita sederhana tapi berarti: ingin menjadi guru agama agar bisa menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada generasi berikutnya.
Pengurus Masjid Baiturrahman pun tak segan memberi pujian. “Anak seperti Fajar ini aset. Dia enggak pernah diminta, tapi selalu siap membantu,” kata Pak Nurdin, salah satu pengurus harian masjid.
Kisah Fajar Siddiq adalah gambaran bahwa masa muda tak harus dihabiskan dengan hal-hal yang melalaikan.
Ia menunjukkan bahwa menjadi remaja masjid bukanlah sesuatu yang ketinggalan jaman, tapi justru langkah maju untuk membangun masa depan yang lebih bermakna.

Write a Facebook Comment
Tuliskan Komentar anda dari account Facebook
View all comments