Komunitas \"Hidup Rapi\" Lhokseumawe Gaungkan Gaya Hidup Minimalis: Antara Tren dan Kesehatan Mental
Penulis : Hayatul Amna

By E-News Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh 12 Jun 2025, 22:00:24 WIB Lifestyle
Komunitas \"Hidup Rapi\" Lhokseumawe Gaungkan Gaya Hidup Minimalis: Antara Tren dan Kesehatan Mental

LHOKSEUMAWE — 24/05/2025 | Gaya hidup minimalis tak lagi sekadar tren sosial media. Di Lhokseumawe, komunitas Hidup Rapi menggelar kegiatan “Declutter Day” pada Minggu (19/05) di Taman Hiraq, mengajak warga memilah barang pribadi yang tidak terpakai dan menyumbangkannya ke rumah singgah dan panti asuhan.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 150 peserta dari berbagai usia, termasuk mahasiswa, ibu rumah tangga, hingga pegawai kantoran. Kegiatan diawali dengan talkshow bersama Rizka Amalia, M.Psi., psikolog klinis dari RSUD Cut Meutia, yang membahas dampak clutter (ruang penuh barang) terhadap stres dan kecemasan.

" Ketika rumah berantakan, pikiran pun ikut Tidak tenang. Minimalisme bukan tentang kekurangan tapi tentang kesadaran dan ruang hidup yang bernafas" ungkap Rizka dalam sensi berbincang santai.

Baca Lainnya :

Menurut survei internal komunitas Hidup Rapi, 73% anggotanya merasa lebih bahagia dan produktif setelah mulai menerapkan prinsip minimalis dalam kehidupan sehari-hari—mulai dari memilah pakaian, mengurangi belanja impulsif, hingga membatasi waktu layar (screen time).

Tak hanya berdampak pada individu, kegiatan ini juga mengusung pesan lingkungan. Koordinator acara, Dita Mawaddah (28), mengatakan bahwa lebih dari 300 kg barang bekas layak pakai berhasil dikumpulkan dalam satu hari.

" Dengan mengurangi konsumsi barang dan mendaur ulang apa yang kita punya, kita kita tidak hanya menolong sesama tapi juga mengurangi limbah" jelas dita .

Tren minimalisme di Lhokseumawe ini sejalan dengan gerakan global yang mendorong masyarakat untuk hidup lebih sederhana dan sadar. Beberapa peserta bahkan mengaku mulai menerapkan capsule wardrobe dan melakukan digital detox untuk meningkatkan kualitas hidup.

" Dulu saya merasa harus punya semua barang baru, sekarang saya  merasa lebih tenang dengan sedikit barang tapi penuh makna" kata Riska peserta asal ujong Blang.

Dengan semangat “hidup ringan, hati lapang,” komunitas Hidup Rapi berencana menggelar acara serupa setiap dua bulan, sambil memperluas edukasi soal kesehatan mental dan keberlanjutan.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment

Loading....


Kanan - Iklan Sidebar

Temukan juga kami di

Ikuti kami di facebook, twitter, Instagram, Youtube dan dapatkan informasi terbaru dari kami disana.